Saturday, August 9, 2008

itulah Cinta

Apakah telapak tangan kamu berkeringat, hati kamu deg-degan, suara kamu nyangkut di dalam tenggorokan kamu? Hal itu bukanlah cinta, tapi suka.

Tangan kamu tidak dapat berhenti memegang dan menyentuhnya? Hal itu bukanlah cinta, tapi birahi.

Apakah kamu bangga dan selalu ingin memamerkannya kepada semua orang? Hal itu bukanlah cinta, tapi kamu sedang mujur.

Apakah kamu menginginkannya karena kamu tahu dia akan selalu disamping kamu? Hal itu bukanlah cinta, tapi kesepian.

Apakah kamu masih bersama dia karena semua orang menginginkannya? Hal itu bukanlah cinta, tapi kesetiaan.

Apakah kamu menerima pernyataan cintanya karena kamu tidak mau menyakiti hatinya? Hal itu bukanlah cinta, tapi rasa kasihan.

Apakah kamu bersedia untuk memberikan semua yang kamu sukai deminya? Hal itu bukanlah cinta, tapi kemurahan hati.

TAPiiiiiiiiiiiiiiii i…….. …..

Apakah kamu masih bersamanya karena campuran dari rasa nyeri dan kegembiraan yang tidak dapat digambarkan dan sangat membutakan? Itulah cinta.

Apakah kamu masih menerima kesalahan mereka, karena hal itu adalah bagian dari kepribadiannya? Itulah cinta.

Apakah kamu tertarik pada orang lain tapi masih bersamanya dengan setia? Itulah cinta.

Apakah kamu rela memberikan hati kamu, kehidupan kamu, dan kematian kamu? Itulah cinta.

Apakah hati kamu tercabik bila dia sedih? Itulah cinta.

Apakah kamu menangis untuk kepedihannya biarpun dia cukup tegar? Itulah cinta.

Apakah matanya melihat hati kamu yang sesungguhnya, dan menyentuh jiwa kamu secara dalam sekali sampai terasa nyeri?Itulah cinta.

Sekarang, kalau kita tahu bahwa cinta itu menyakitkan dan menyiksa kita sebegitu rupa, lalu kenapa kita masih juga mencintai?

Mengapa hal ini adalah hal yang kita cari dan ingini? Semua penyiksaan ini, sebuah kematian terhadap ego dan kepribadian sendiri? Mengapa? Semua ini disebabkan oleh…. CINTA

Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu menitikkan airmata dan masih peduli terhadapnya.

Cinta yang sebenernya adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia.

Cinta yang sebenernya adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata “aku turut berbahagia untukmu”.

Apabila cinta tidak bertemu, bebaskan dirimu, biarkan hatimu kembali ke alam bebas lagi, kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati, kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.

Cinta, Sayang, Minat Dan Suka

Cinta - Kita memang mengharapkan dia menjadi milik kita. Segala apa yang kita buat, kalau buleh nak dia tahu.. dan kita sebuleh mungkin tak nak sakitkan hati dia. kita akan sentiasa berfikir tentang dirinya. (dalam erti lain : cinta di tujukan kepada seseorang yg kita selalu ingat dan mimpi….. Tanpanya kita akan rasa sunyi dan kita cintakan sepenuh jiwa dengan hati yg ikhlas kepadanya walaupun dia buat tak tau je)

Sayang - Kita memerlukan dia di masa kita mahukan seseorang untuk berkongsi rahsia dan kisah duka kita. selalunya kita akan sayangkan seseorang yang menjadi TELINGA kepada masalah kita. (dalam erti lain : sayang di tujukan kepada seseorang yang boleh membuangkan masa dia untuk mendengar dan memeningkan kepalanya dgn masalah kita dan kita jugak boleh menyakitkan hati dia kerana kita bukannya cinta kepadanya)

Suka - Kita sukakan dia kerana dia kelakar. Dia happy-go-lucky. Bila bersama dengan dia, kita rasa nak tergelak sampai nak pecah perut. Tapi, kita taklah rindu sangat kat dia bila tak berjumpa seminggu…(dalam erti lain : suka di tujukan kepada seseorang yang boleh menjadi pelawak kepada kita. Kita akan suruh dia diam sekirangnya keng kita dah nak pecah…)

Minat - Apa sesuatu pada dirinya yang menarik kita untuk mendekatinya.(dalam erti lain : minat ditujukan kepada seseorang yang ada sifat, peribadi atau barang yang kita mahukan… )

Tetapi kita kena ingat bahwa tanpa minat , suka dan sayang kita tidak akan CINTA pada seseorang itu… maupun yang lainnya emotion.

:: PSIKOLOGI CINTA ::

Ditulis oleh triyanto di/pada April 10, 2007

Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia, sudah lama tertarik dengan konsep cinta. Hanya saja masalahnya, sebagai sebuah konsep… cinta sedemikian abstraknya sehingga sulit untuk didekati secara ilmiah. Dalam tulisan ini dipilih teori seorang psikolog, Robert Sternberg. Yang telah berusaha untuk menjabarkan cinta dalam konteks hubungan antara dua orang.


Menurut Sternberg, cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan, misteri, permainan, dsb. Kisah pada setiap orang berasal dari “skenario” yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman, cerita, dsb. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.

Sternberg terkenal dengan teorinya tentang “Segitiga Cinta” (bukan cinta segitiga lho…!). Segitiga cinta itu mengandung komponen : (1). Keintiman (Intimacy), (2). Gairah (Passion) dan (3). Komitmen.

Keintiman adalah elemen emosi, yang didalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust), dan keinginan untuk membina hubungan. Ciri-cirinya antara lain seseorang akan merasa dekat dengan seseorang, senang bercakap-cakap dengannya sampai waktu yang lama, merasa rindu bila lama tidak bertemu. Gairah adalah elemen motivasional yang didasari oleh dorongan dari dalam diri yang bersifat seksual. Komitmen adalah elemen kognitif, berupa keputusan untuk secara sinambung dan tetap menjalankan suatu kehidupan bersama.

Menurut Sternberg, setiap komponen itu pada tiap-tiap orang berbeda derajatnya. Ada yang hanya tinggi di gairah, tapi rendah pada komitmen. Sedangkan cinta yang ideal adalah apabila ketiga komitmen itu berada dalam proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman. Setelah keintiman berlanjut pada gairah yang lebih besar (dalam beberapa budaya) harus disertai dengan komitmen yang lebih besar, misalnya melalui perkawinan.

Seperti telah diuraikan sebelumnya, pada hubungn cinta seseorang sangat ditentukan oleh pengalamannya sendiri mulai dari masa kanak-kanak. Bagaimana orang tuanya saling mengekspresikan perasaan cinta mereka (atau malah bertengkar melulu..). Hubungan awal denga n teman-teman dekat, kisah-kisah romantis sampai yang horor, dsb. akan membekas dan mempengaruhi seseorang dalam berhubungan. Karenanya setiap orang disarankan untuk menyadari kisah cinta yang ditulis untuk dirinya sendiri.

Memang teori Sternberg tentang cinta ini belumlah lengkap dan memuaskan semua orang misalnya bagaimana teori ini dapat menjelaskan cinta ibu terhadap anak-anaknya?
Atau bagaimana cinta dapat dipertentangkan dengan perang dan kebencian?
Hanya saja, sebagai sebuah deskripsi ilmiah terhadap fenomena cinta, teori ini dapat dikatakan cukup membantu dalam memetakan pola-pola hubungan cinta antar individu.